Motif Pelaku bom Mall Alam Sutera, Leopard Wisnu Kumala (29), adalah pemerasan. Leopard mengancam manajemen mal dengan bom, dan meminta 100 bitcoin.
"Saya dulu minta 100 bitcoin. Alam Sutera cuma kasih 0,25, sekitar 700.000-an," kata Leopard dalam rekaman di Jakarta, Rabu (28/10/2015) malam.
Leopard mengakui hal tersebut kepada Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti. Satu bitcoin seharga Rp 3,2 juta.
"Kalau 100, berarti Rp 300 jutaan," kata Leopard.
Mall Alam Sutera hanya memberinya 0,25 bitcoin. Karena itu, ia meneror mal itu dengan menaruh bom. Leopard ditangkap setelah menaruh bom yang kemudian meledak di toilet kantin karyawan Mall Alam Sutera, Rabu (28/10/2015).
Ia menaruh bom di pusat perbelanjaan itu sebanyak empat kali, sepanjang Juli hingga Oktober 2015.
Pelaku mengirim email pemerasan kepada manajemen mal yang berisi permintaan untuk mentransfer sejumlah dana lewat bitcoin. Pihak mal pun memberinya 0,25 bitcoin. Leopard tidak puas dan melakukan pengeboman.Dari jejak Email itulah Leopard akhirnya tertangkap oleh pihak yang berwajib.
Menurut ketua lembaga riset keamanan cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Centre) Pratama Persadha, modus pemerasan dengan bitcoin ini adalah sesuatu yang baru di Indonesia.
“Ini suatu hal yang baru di Indonesia. Biasanya hal ini hanya terjadi di luar negeri. Modus pelaku memilih bitcoin supaya tidak terdeteksi”, ujarnya.
Pratama menjelaskan bitcoin adalah mata uang digital yang bisa digunakan untuk transaksi di internet. Di beberapa negara di luar negeri, bitcoin ini sudah bisa ditukar secara langsung dengan uang tunai. Banyak orang yang tertarik menggunakan bitcoin karena nilai tukarnya yang tinggi. Beberapa toko online juga sudah ada yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.
“Ada unsur anonymity dalam penggunaan bitcoin. Para penjahat ataupun organisasi kriminal banyak yang memakai bitcoin untuk melakukan modus operandinya sekaligus juga sebagai money laundry. Walaupun pelaku mengirimkan email secara anonymous, tetapi tetap bisa terlacak dari alamat IP yang digunakan sehingga pelaku bisa tertangkap,” terang Pratama.
Pakar keamanan cyber ini juga menjelaskan belum adanya peraturan dari pemerintah yang terkait penggunaan bitcoin. Diharapkan kedepannya pemerintah bisa mengatur ataupun membatasi seperti apa penggunaan bitcoin di Indonesia. Jangan sampai modus pemerasan bitcoin ini sampai terjadi lagi.
Pratama juga meminta pihak Kemenkominfo melakukan pemblokiran pada video-video yang menyajikan tutorial membuat bom. Menurutnya hal ini harus segera dilakukan agar tindakan serupa bisa dicegah.
“Pemboman dulu identik dengan tindakan kelompok tertentu. Namun dengan peristiwa bom Alam Sutera, kita jadi tahu motif pelaku peledakan juga bisa karena uang. Ini lebih berbahaya karena motif ini cenderung bisa ditiru oleh orang lain, terutama dalam situasi ekonomi sulit seperti saat ini,” jelas pria asal Cepu Jawa Tengah ini.
Kenali BitCoin pada catatan Mengenal BitCoin.
Buat Wallet/Dompet di BitCoin Indonesia
atau di Blockchain
Simak dulu Panduan membuat Wallet
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar